Rabu, 08 Agustus 2012

KOSEP BISNIS DALAM AL-QUR'AN

KOSEP BISNIS DALAM AL-QUR'AN
 
Dalam pandangan Al Quran, bisnis yang menguntungkan mengandung 3 (tiga) elemen
dasar, yakni:

1. Mengetahui Investasi yang Paling Baik

Menurut Al Quran tujuan dari semua aktivitas manusia hendaknya diniatkan untuk
ibtighai mardhatillah (menuntut keridhoan Allah), karena aktivitas yang mencari
keridhoan Allah adalah inti dari seluruh kebaikan. Dengan demikian, investasi
terbaik itu adalah jika ditujukan untuk mencapai ridho Allah.

Investasi yang baik adalah investasi yang dilakukan dengan penuh keikhlasan
dan dipergunakan di jalan Allah, bukan investasi yang menimbulkan bencana bagi
alam ataupun keturunan kita kelak, serta sesuai dengan akidah dan akhlak.
Investasi yang baik juga bisa berbentuk cara yang meringankan para pengutang
yang benar-benar tidak mampu mengembalikan hutang, dan melakukan administrasi
yang baik dalam setiap transaksi hutang-piutang.

Mempergunakan kekayaan dalam hal-hal yang baik juga dianggap sebagai pinjaman
yang baik (qardh hasan) yang dibayarkan sejak awal oleh Allah sebagaimana yang
terungkap dalam Surah Al Baqarah ayat 245, Surah Al Hadiid ayat 11 dan 18,
Surah At Taghaabun ayat 17, dan Surah Al Muzzammil ayat 20. Allah juga
menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang melakukan hal di atas
dan akan dibayar oleh Allah sepuluh kali lipat dari jumlah yang dipinjamkan,
sebagaimana yang diungkapkan dalam Surah Al An’aam ayat 160.

2. Membuat Keputusan yang Logis, Sehat , dan Masuk Akal

Agar sebuah bisnis sukses dan menghasilkan untung, bisnis harus didasarkan
atas keputusan yang sehat, bijaksana dan hati-hati. Hasil yang dicapai dengan
pengambilan keputusan yang sehat dan bijak akan lebih nyata, tahan lama dan
bukan hanya merupakan bayang-bayang dari sesuatu yang tidak kekal.

Mencari keuntungan dengan cara-cara bisnis yang curang akan menghasilkan
sesuatu yang sangat tidak baik dan menimbulkan kemelaratan. Menurut Al Quran,
bisnis yang menguntungkan adalah bukan hanya dengan melakukan ukuran yang benar
dan timbangan yang tepat, tetapi juga dengan menghindarkan segala bentuk dan
praktek kecurangan yang kotor dan korup sebagaimana yang diungkapkan dalam Surah
Al A’raaf ayat 85 dan Surah Al Israa’ ayat 35.

Al Quran menekankan bahwa sebuah bisnis yang kecil lewat jalan halal dan
thayyib (baik), jauh lebih baik daripada bisnis besar yang dilakukan dengan cara
yang haram dan khabits (jelek).

3. Mengikuti Perilaku yang Baik dan Benar

Perilaku yang baik dan benar merupakan suatu investasi bisnis yang benar-benar
menguntungkan. Karena hal itu akan menjamin adanya kedamaian di dunia dan
akhirat.

Perilaku bisnis yang benar menurut Al Quran adalah menepati janji dan
kesepakatan, menjaga amanah dan janji, adil dan moderat dalam berhubungan dengan
sesama, memiliki pandangan masa depan yang tajam untuk mengatur dan menyimpan
sesuatu guna menghadapi masa-masa sulit, serta selalu ingat Allah dengan
membayar zakat dan menunaikan shalat.

Al Quran mendeklarasikan bahwa kekayaan dan anak-anak adalah tes krusial untuk
sebuah integritas manusia, sebab jika manusia mampu berlaku baik saat mereka
berada ditengah harta dan anak-anaknya, maka dia juga akan mendapatkan pahala
yang baik. Hal ini dianggap sebagai sebuah perilaku yang baik sebagaimana yang
tercantum dalam Surah At Taghaabun ayat 15.


Kekurangan atau ketiadaan dari elemen-elemen bisnis yang menguntungkan, akan
dianggap sebagai bisnis yang merugikan. Adapun elemen-elemen dari bisnis yang
merugikan menurut Al Quran adalah:


1. Investasi yang Jelek

Menurut Al Quran investasi yang jelek adalah jika dalam sebuah transaksi
seorang pelaku bisnis tidak memperoleh keuntungan bahkan kehilangan modal dan
akhirnya bangkrut total. Hal ini disebabkan dalam berbisnis, ia membeli dunia
dengan akhirat, menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sangat murah untuk
memperoleh keuntungan dunia yang kecil, menjual diri mereka untuk hal-hal yang
bersifat magis dan sihir serta kekafiran, membeli kesesatan dengan petunjuk dan
membeli siksa dengan ampunan, membeli kekafiran dengan keimanan, serta
menjadikan tujuan pekerjaannya hanya untuk memperoleh kenikmatan dunia,
menyerahkan diri dan pengabdiannya kepada selain Allah, membuang modal yang
paling berharga, yakni kehidupannya sendiri dengan hal-hal yang tidak benar dan
tidak tepat guna.

2. Keputusan yang Tidak Sehat

Al Quran secara tegas menyatakan bahwa keputusan yang tidak sehat akan
mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Contoh-contoh pengambil keputusan yang
tidak sehat antara lain adalah: mementingkan kehidupan dunia daripada akhirat,
lebih menyukai hal-hal yang kotor karena keuntungan yang melimpah, iman tidak
kokoh dan labil, menyandarkan diri kepada harta dan kekuasaan, menginginkan
kemegahan dunia, tidak tertarik pada kebenaran dan hidayah, mencari pelindung
palsu selain Allah, membeli sesuatu yang menjauhkan dirinya dari jalan yang
ditunjukkan Allah, lebih menyukai bisnis dan hiburan daripada kemakmuran yang
sesungguhnya (yakni kekayaan akal dan spiritual), terlalu disibukkan oleh harta
dan anak-anak daripada ingat dan zikir kepada Allah, melupakan hari kiamat dan
berperilaku jahat.

3. Perilaku yang Buruk dan Jahat

Perilaku yang buruk dan jahat menurut Al Quran, antara lain adalah: tidak
beriman dan menolak petunjuk yang diwahyukan Allah, menyembunyikan ayat-ayat
Allah dan menjualnya dengan murah, menyakiti perasaan orang lain dengan menyebut
kebaikannya, bersedekah hanya untuk mendapat perhatian orang, bersikap bakhil
dan merasa dirinya cukup, mempraktekkan riba, membelanjakan harta tanpa dasar
keimanan, menjadi orang tidak beriman dan kafir, menjadi pengkhianat, melibatkan
diri dalam minuman keras dan perjudian, melakukan tindakan keji dan tidak
terhormat, mengkhianati amanah dan kepercayaan, menjadi pembangkang dan
pemberontak pada Allah, menimbun harta namun tidak mengeluarkan kewajiban
atasnya, tidak menghargai aturan moral saat berhubungan dengan manusia, merusak
kesepakatan dan janji, tidak tahu berterimakasih, melakukan dosa-dosa,
kebrutalan dan transgresi (pelanggaran hukum), melakukan penyiksaan pada
orang-orang yang menjalankan keyakinannya, memaksa orang melakukan
prostitusi, menjadi manusia sombong dan takbur, melakukan kebohongan dan
menyalahgunakan sumpah orang lain, mengajarkan suatu ilmu tetapi dia sendiri
tidak melakukan ajaran tersebut, menghindar untuk membayar kewajiban zakat,
memberikan bantuan untuk mengharapkan balasan yang lebih banyak, serta
mengurangi ukuran dan timbangan.

Al Quran memperingatkan dengan jelas bahwa seluruh aksi dan transaksi, bahkan
niat dan delibrasi dari setiap manusia, selalu disorot dan dimonitor dengan cara
yang akurat, karena Allah itu Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Tahu
terhadap semua yang dilakukan dan ditransaksikan oleh manusia. Namun lebih
daripada itu, banyak ayat-ayat Al Quran mengatakan tentang adanya catatan dan
buku amal yang dengan teliti dan seksama telah dipersiapkan untuk diserahkan
pada manusia pada hari akhir nanti.

Al Quran secara eksplisit menyatakan tentang pahala dan siksa yang akan
diterima manusia pada hari akhir nanti, berdasarkan perilaku manusia selama di
dunia. Akan tetapi, Al Quran tidak hanya mendeskripsikan masalah baik dan buruk,
namun juga tentang pahala bagi perilaku yang baik dan siksa bagi perilaku yang
jahat. Al Quran menyebutkan pahala yang melimpah bagi perilaku-perilaku yang
baik yang dituangkan pada 30 ayat, dan siksaan bagi tindakan yang jahat dan keji
pada 34 ayat.

Dengan pembahasan singkat di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa konsep Al
Quran tentang bisnis sangat komprehensif dan parameter yang digunakan menyangkut
urusan dunia dan akhirat. Bisnis yang sukses menurut Al Quran adalah bisnis yang
membawa keuntungan pada pelakunya dalam dua fase kehidupan, yakni dunia dan
akhirat, sehingga saat terjadi konflik diantara keduanya, maka tindakan yang
bijak sangat dibutuhkan, yakni dengan meninggalkan keuntungan yang cepat namun
fana, demi memperoleh keuntungan yang abadi untuk di yaumil akhir nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar